Pelaku Pencabulan Anak Korban Gempa Palu Diketahui Sedang Mabuk Lem

By Label: di
http://www.hitspoker.online/ref.php?ref=THERE03

BERITA DUNIA - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) juga telah berkoordinasi dengan unit PPA Polrestabes Makassar terkait dengan kasus-kasus pelecehan anak korban Palu, dengan anak-anak yang dicurigai dengan inisial IN (14).

Korban adalah anak sekolah dasar yang menjadi korban gempa bumi Palu yang telah mengungsi ke rumah keluarganya di komplek perumahan BTN Bumi Permata Sudiang (BPS) di Kecamatan Biringkanaya, Makassar.

Kepala Badan Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Andi Tenri Palallo mengatakan, sejauh ini pihaknya telah bekerja sama dengan penyelidik AKP di Kantor Polisi Makassar.

"Jadi unit PPP dari Polres bekerja sama dengan tim reaksi cepat P2TP2A. Dan itu sudah lama diperiksa. Kami juga mendapat masalah sosial dari agen tunggal ini. Karena dia buta huruf," kata Tenri.

Tenri menjelaskan, para pelaku dipukuli oleh warga saat ditangkap. Dan telah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara.

"Jadi dari semua fakta. Kami mendapatkan identitas pelaku. Menurut penyelidik ada kendala, karena ini didapat saat mabuk dengan lem. Awalnya dia dianggap korban pemukulan. Ternyata dia adalah pelaku pelecehan seksual," Kata Tenri.

Sementara korban, berdasarkan hasil visum mengalami robek pada selaput darah.

"Hasil pemeriksaan visum pencabulan jelas ada robek. Kami akan melihat pelaku ini. Ternyata anak ini berada di bawah pengaruh lem. Sejauh ini hasil diskusi kami dengan pelaku PPA tinggal di BTN Pepabri," katanya.

Sementara itu, Kepala Saksi Humas Polrestabes Makassar AKP Diaritz Felle mengatakan, terjadinya pelecehan seksual terjadi pada siang hari sekitar jam 2 waktu setempat.

Saat itu pelaku berjalan mencari rumah temannya di kompleks. Tetapi pelaku tidak sengaja bertemu dengan korban di jalan kompleks.

"Kronologi dimulai dari pergi ke rumah temannya di perumahan Bumi Permata Sudiang. Lalu melihat korban bersama temannya, yaitu seorang laki-laki B," kata Diariz.

Selanjutnya kata Diaritz, pelaku meminta korban untuk membawanya untuk mencari rumah temannya. Sementara teman-teman korban laki-laki dengan awal B disuruh pulang.

"Saat itu pelaku meminta untuk memberitahu rumah temannya. Jadi pelaku dan korban berjalan bersama untuk mencari rumah seorang teman," kata Diaritz.

Selama perjalanan, pelaku membawa korban ke rumah yang kosong.

"Jadi keduanya berjalan. Pada saat perjalanan pelaku mengundang korban ke rumah kosong. Saat itu pelaku menyuruhnya membuka celananya. Tapi korban menolak. Jadi ada paksaan. Kemudian pelaku melakukan pelecehan seksual ," jelas Diaritz

Setelah pelecehan seksual, pelaku menjanjikan korban untuk membawa korban pulang.

"Dengan janji yang dibuat oleh pelaku, dia akan mengantarkan ke rumah korban. Setelah kejadian itu, pelaku mengawal korban dan bertemu Paman Korban yang berinisial H dia pun kemudian memeluk pamannya, menangis dan menceritakan apa yang telah terjadi," kata Diaritz.

Sedangkan pelaku IN yang masih berada di sekitar lokasi segera diamankan oleh paman korban bersama dengan warga setempat.

"Warga mengamankan para pelaku dan menghubungi kantor polisi Biringkanaya, lalu tindakan yang sudah dilakukan memeriksa visum korban ke rumah sakit," jelasnya.

Diaritz mengatakan, status pengungsi, ia datang ke Makassar bersama orang tuanya, dan orang tuanya kembali ke Palu.

"Korban dikirim ke rumah tantennya. Orang tuanya kembali ke Palu. Jadi, dia adalah pelaku sendiri, dari hasil interogasi oleh salah satu pelaku. Dan hasil visum sudah keluar selaput darah dari korban," ungkap Diaritz.
Back to Top