Penmil PTRI Untuk PBB Menghadirai Pertemuan Dewan Keamanan PBB Di New York

By Label: di
http://www.hitspoker.online/ref.php?ref=THERE03

BERITA DUNIA - Penasihat Militer untuk Republik Indonesia Perwakilan Tetap (Penmil PTRI) untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Brigjen. Jenderal Fulad, S.Sos, M.Sc. menghadiri pertemuan Dewan Keamanan PBB di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, Selasa (16/10/2018) waktu setempat.

Pertemuan konsultasi terkait misi PBB MONUSCO (Mission De L Organesation Des Nations Unies Pour La Stabilization en Republique Demokratique du Congo) yang dipimpin oleh Presiden Dewan Keamanan PBB H.E. Mr.Sacha Sergio Liorentty Soliz.

Pada kesempatan ini, Special Representative Secretary General /Head of Monusco dan Special Envoy untuk Great Leak Region Mr. Said  Djinnit memberikan briefing terkait perkembangan terbaru di Democratic Republic of Congo / Republik Demokratik Kongo.

Dia menjelaskan sejumlah hal termasuk kekerasan yang sedang berlangsung dari berbagai kelompok bersenjata yang ditujukan pada warga sipil dan pasukan keamanan Angkatan Bersenjata di Kongo menjelang Pemilihan Umum yang akan berlangsung pada bulan Desember 2018.

Selanjutnya disampaikan oleh Mr. Said Djinnit bahwa Dewan Keamanan PBB meminta agar negara-negara di wilayah seperti Burundi, Uganda, Rwanda dapat membantu mengurangi ketegangan yang terjadi di negara-negara yang mengalami konflik. Selain itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa berharap bahwa dalam menghadapi Pemilihan Umum yang akan diadakan pada bulan Desember 2018, Pemerintah Kongo diminta untuk memberikan akses kepada Pengamat Kemerdekaan Internasional.

Dalam pertemuan tersebut juga dibahas tentang masih terkendala oleh beberapa pasukan kontingen PBB yang akan dikerahkan di Kongo hingga kini belum berangkat, karena masih ada jeda yang jelas dari Pemerintah Republik Demokratik Kongo. Dewan Keamanan PBB meminta agar Pemerintah Kongo proaktif, sehingga keberlanjutan perdamaian akan segera terwujud dan pelaksanaan Pemilihan Umum dapat berjalan dengan lancar.

Dalam sesi terakhir juga dibahas wabah Ebola yang mengakibatkan 120 kematian dan masih merupakan penyebab kematian terbesar di Kongo, yang membutuhkan kerja sama antara Pemerintah Kongo dan masyarakat internasional dalam menangani kasus ini.

Perwakilan Indonesia pada pertemuan tersebut secara terus menerus mengamati perkembangan politik yang terjadi di negara Kongo dan pengaruhnya terhadap Kontingen Indonesia dari Rapidly Deployment Batalyon (RDB) yang menjadi salah satu dari Batalyon Pasukan Pertahanan PBB untuk dikerahkan di Kongo.
Back to Top